EN
Home    Lifestyle    6 Dampak Buruk Flexing dalam Keseharian, Apakah Merugikan?

6 Dampak Buruk Flexing dalam Keseharian, Apakah Merugikan?

30 Nov 2023 09:24 WIB
Margo Creator Eka  Rahmawati
Eka Rahmawati

Flexing merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang yang pamer kekayaan, pencapaian, atau gaya hidup mewah kepada orang lain, terutama di media sosial. Banyak orang yang melakukan flexing dengan berbagai alasan, seperti meningkatkan harga diri, menarik perhatian, atau bahkan bersaing dengan orang lain.

Namun, ternyata flexing juga memiliki dampak buruk yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain, loh. Berikut ini ada beberapa dampak buruk flexing yang perlu kamu ketahui. Dengan mengetahui dampak buruknya, maka kamu akan berpikir ulang untuk melakukan flexing.

1. Merasa Tidak Cukup

Dampak negatif pertama dari flexing adalah timbulnya perasaan kurang puas terhadap apa yang sudah dimiliki. Seseorang cenderung merasa perlu terus-menerus mendapatkan barang baru, mencoba pengalaman baru, atau mencapai prestasi lebih tinggi hanya untuk menjaga reputasi di mata orang lain.

Mungkin terasa sulit untuk merasa puas dengan kondisi hidup saat ini, dengan terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain yang mungkin terlihat lebih sukses atau bahagia. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan rasa syukur dan mengabaikan hal-hal yang sebenarnya memiliki nilai penting bagi seseorang.

2. Kecemasan Sosial

Dampak negatif lain dari perilaku flexing adalah peningkatan kecemasan sosial. Kecemasan sosial merupakan ketakutan berlebihan saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dalam situasi yang menuntut.

Seseorang yang kerap kali melakukan flexing mungkin merasa cemas mengenai bagaimana pandangan orang lain terhadap mereka, seperti, apakah mereka layak, dan apakah mereka dapat memenuhi ekspektasi orang lain. Hal ini dapat menyebabkan tingkat stres, kegelisahan, atau bahkan rasa malu ketika berada dalam lingkungan sosial.

3. Meningkatkan Risiko Depresi

Dampak negatif selanjutnya yaitu meningkatkan risiko mengalami depresi. Depresi merupakan gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, atau merasa tidak berharga yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama serta mengganggu aktivitas.

Seseorang yang sering melakukan flexing mungkin cenderung mengalami depresi karena merasa tidak mampu mencapai standar yang tinggi yang mereka tetapkan untuk diri sendiri. Hal ini berdampak pada hilangnya motivasi, minat, atau harapan dalam hidup. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengatasi dampak negatif flexing guna mencegah risiko depresi yang lebih besar.

4. Tidak Bahagia dalam Hidup

Ternyata, flexing menentukan tingkat kebahagiaan seseorang. Kehidupan yang tidak bahagia mencirikan kondisi di mana seseorang merasa tidak senang dengan keadaan sekitarnya. Orang yang sering flexing mungkin menghadapi ketidakbahagiaan karena terlalu memusatkan perhatian pada aspek-aspek materi atau pencapaian.

Selain itu, rasa tidak bahagiamjuga dapat muncul karena ketidakmampuan untuk menikmati kebahagiaan dari hal-hal sederhana, serta karena sulit bersyukur. Oleh karena itu, penting untuk menghindari perilaku flexing agar dapat mengalami kehidupan yang lebih bahagia. 

5. Berpotensi Memaksakan Keadaan

Dampak negatif lain dari flexing adalah potensi untuk memaksakan keadaan. Memaksakan keadaan merujuk pada tindakan untuk beradaptasi dengan situasi atau lingkungan yang sebenarnya tidak sesuai dengan kemampuan seseorang. Orang yang flexing cenderung memaksakan keadaan dengan tujuan menunjukkan bahwa mereka mampu memiliki atau melakukan hal-hal yang sebenarnya di luar kemampuan.

Hal ini dapat mengorbankan aspek-aspek penting dalam hidup, seperti kesehatan, keuangan, atau bahkan hubungan dengan orang lain. Memahami bahwa kemampuan dan keinginan adalah hal yang wajar, dan tidak perlu memaksakan diri untuk memenuhi ekspektasi yang tidak realistis, dapat membantu seseorang menjaga keseimbangan hidup yang lebih baik.

6. Mengganggu Kepribadian

Dampak negatif terakhir dari perilaku flexing adalah gangguan pada kepribadian. Seseorang yang sering melakukan flexing mungkin mengalami gangguan pada kepribadian mereka karena sulit menunjukkan diri yang sebenarnya. Mereka cenderung berpura-pura atau bahkan berbohong agar sesuai dengan citra yang mereka ciptakan, yang pada akhirnya dapat membuat mereka kehilangan jati diri.

Perilaku flexing dapat mengakibatkan individu kehilangan pemahaman tentang siapa diri mereka yang sebenarnya karena terlalu fokus pada citra yang mereka bentuk. Oleh karena itu, penting untuk menjadi diri sendiri dan mengejar tujuan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi, agar dapat mempertahankan integritas kepribadian.

Setelah mengetahui dampak buruk dari flexing, apakah kamu masih ingin bersikap flexing? Pada akhirnya, flexing mungkin tampak seperti jalan pintas untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari orang lain, namun dampak buruknya pada kepribadian, hubungan sosial, dan kesejahteraan mental.

Tags: Lifestyle Life Flexing Money Finance
Other Stories